Daftar Isi

KARL MARX

Karl Marx lahir di kota Trier, Jerman Barat, 5 Mei 1818, dan keluarga Yahudi. Ayahnya seorang advokat dan beragama Protestan, oleh sebab itu Marx juga dipermandikan dalam gereja Protestan. Riwayat menyebutkan bahwa hampir semua orang pada masa lain di Tier, kota kecil di mana Karl Marx lahir, Merupakan sanakfamili ayahnya. Pamannya seorang rabi dan Karl Marx menjadi sahabat anaknya. Ayah Marx sendiri, Heschel, seorang pengacara, telah berpindah agama Kristen beberapa bulan sebelum Karl Marx lahir, karena terpaksa. Akibat kekalahan Prancis di Waterloo tahun 1815, Tier kembali di bawah kekuasaan Prusia. Dalam usia tiga puluh tujuh tahun, dengan dukungan istri dan anaknya, Heschel menghadapi keputusan hukum Prusia: apakah menanggalkan agama nenek moyangnya atau kehilangan kariernya sebagai pengacara. Heschel, dengan bantuan sejumlah pengacara Kristen terkemuka, mengajukan banding ke Berlin guna memperolehperlakuan khusus. Pengajuan handingnya ditolak, dan Heschel dibaptis sebagai Lutherian suatu ketika di tahun 1817. Henriette, ibu Marx, menolak melakukan konversi agama hingga menjelang wafat, setelah delapan anaknya dipabtis agama Kristen.

Anda bisa berpikir itu adalah memori menyakitkan dalam diri Marx muda yang mengakibatkan bias lebih besar terhadap gereja ketimbang sinagog. Namun bukan itu masalahnya. Marx masuk sekolah rakyat (Volksschule) Protestan lokal di kota kecil yang warganya 90 KatoIik Roma, dan sebagai minoritas, ia menjadi murid yang antusias pada teologi Evangelis. Dari situ, is mulai rnernikirkan "Yahudi" sebagai kategori abstrak yang merepresentasikan kesenangan dan ketamakan materi.

Cara pandang seperti ini masih dianut Marx pada saat-saat kuliah di universitas dan belajar filsafat,ketika ia meninggalkan Kristen dan memakhunatkan dirinya ateis. Pada tahun 1835 ia pergi ke Bonn sebagai mahasiswa dalam bidang Ilmu Hukum, kemudian ia pindah ke Berlin untuk belajar Kesusasteraan, Sejarah, dan Filsafat. Selama di Berlin ia berhubungan dengan Kaum Hegelian Kiri.

Pada tahun 1842, Marx memperoleh gelar Doktor (Ph.D) di Universitas Jena. Kemudian ia menjadi wartawan di Jerman Barat Daya, yaitu menjadi redaktur surat kabar radikal RheinischeZeitung, yang setahun kemudian dilarang oleh pemerintah. Pada tahun 1843, Marx pindah ke Paris. Di Paris ia menjadi redaktur German-French Yearbooks. Di Paris Marx berjumpa dengan Engels yang selanjutnya menjadi sahabatnya.

Pada tahun 1845, Marx diusir dari Paris. Ia pergi ke Brussel, kemudian ia kembali ke Jerrnan, tetapi akhimya ia pergi ke London. Di London, Marx menghabiskan waktunya untuk belajar dan menulis tentang filsafat, ekonomi politik dan revolusi, di samping itu ia juga terlibat secara aktif dengan gerakan buruh sosialis. Marx hidup dalam keadaan yang menyedihkan, tetapi selalu ditolong oleh Engels yang tetap menjadi sahabat karibnya sampai akhir hayatnya. Dari Engels, ia belajar betapa pentingnya peranan faktor-faktor ekonomi dalam perkembangan masyarakat, sehingga Marx mulai belajar teori-teori ekonomi.

Marx dan Engels, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama telah menerbitkan karya ilmiah. Keseluruhan karya mereka meliputi 40 jilid. Karyanya yang paling terkenal ialah The Communist-Manifesto, The German Ideology, A Critique of Hegel's Philosophy of Law, Economics and Philosophy Manuscripts. Pada tahun 1867, terbitlah Das Kapital jilid I, sebagai karya utama Marx, sedang jilid II dan III diterbitkan oleh Engels setelah Marx meninggal dunia. Marx meninggal dunia pada tahun 1883.

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN KARL MARX

Marx hidup setelah dua revolusi besar pecah di daratan Eropa, yaitu Revolusi Politik Kaum Borjuis di Perancis dan Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Politik di Perancis mengantarkan kaum borjuis berkuasa dalam bidang politik dan ekonomi. Perkembangan ekonomi kapitalis sangat cepat sekali dan industri juga berkembang cepat. Namun akibatnya ialah jurang makin lebar antara kaum kapitalis yang kaya raya dengan rakyat jelata yang miskin. Di Inggris pun demikian juga. Setelah mesin-mesin modem ditemukan, kegiatan industri berubah total. Tenaga kerja manusia digeser oleh hadirnya mesin-mesin modern tersebut. Akibatnya, pengangguran merajalela, kemiskinan, kesengsaraan, dan penderitaan menimpa kaum buruh.

Dalam keadaan sosial yang demikian itu, Marx bangkit dengan pikiran-pikiran yang penuh kritik terhadap keadaan sosial yang semakin ruwet. Rakyat jelata dihisap dan ditindas oleh dua pihak, yaitu di kota mereka dihisap dan ditindas oleh kaum kapitalis, sedang di desa mereka dihisap dan ditindas oleh kaum tuan tanah. Marx mendapat pengaruh dari pemikir-pemikir sebelumya, yaitu dari kaum Sosialis Utopia, Hegel, dan Feuerbach. Marx menampilkan dua senjata untuk mengatasi keadaan sosial yaitu dengan kritik sosial melalui pemikiran filosofisnya dan dengan tindakan, yaitu melalui perjuangan kaum miskin. Hal ini tercermin dalam Theses on Feuerbach yang ke XI: "Kaum filsuf hingga saat ini hanyalah menafsirkan dunia ini dengan berbagai cara; yang penting ialah mengubah dunia ". Dengan demikian, Marx mengutamakan perubahan keadaan sosial melalui perjuangan atau revolusi untuk menyelamatkan rakyat jelata dari kemiskinan, kesengsaraan dan penderitaan, sehingga dapat dibangun suatu kerajaan dunia yang bebas dari penderitaan.

PANDANGAN KARL MARX

Dalam beberapa kutipan, Karl Marx menggabungkan ide tentang kesadaran, perasaan, dan penderitaan, berikut petikan tersebut :

Bayangkan sesuatu yang tidak menjadi objek, tidak pula mempunyai objek. Pertama-tama, sesuatu itu adalah sesuatu itu semata, tak ada sesuatu yang lain eksis di sisinya, ia berada dalam kondisi kesendiriannya. Begitu ada objek-objek lain selain diriku, aku segera tidak sendiri lagi, aku sesuatu yang lain, realitas yang lain dari objek diluar diriku. Karena objek ketiga ini, akupun sebuah realitas yang lain darinya, yakni objek-nya. Sesuatu yang bukan objek, sesuatu yang lain berarti mempraanggapkan tidak ada sesuatu objektif yang eksis. Begitu aku punya objek, objek itu menjadikan aku objeknya. Akan tetapi, sesuatu yang tidak ada (nonobjektif) bersifat tidak riil, tidak terindra, semata-mata pikiran, yakni benar-benar sesuatu yang butuh dipahami, suatu abstraksi. Agar terindra, yakni menjadi riil, ia harus menjadi objek rasa, objek indrawi, dan dengan demikian, menjadikan objek-objek indrawi diluar diri seseorang, objek-objek persepsi dari perasaan seseorang. Agar bisa dirasakan, seseorang harus menderita (mengalami akibat tindakan-tindakan orang lain)

Manusia sebagai mahluk objektif yang mengindera, karena itu, merupakan mahluk yang menderita, dan karena ia merasakan penderitaanya (Leiden), ia mahluk yang bergairah (leidenschaftliches). Gairah adalah kekuatan paling hakiki manusia yang terus mengupayakan memperoleh tujuannya.

Alam adalah tubuh anorganik manusia, dapat dikatakan alam sejauh ini bukan tubuh manusiawi. Manusia hidup dari alam, yakni alam adalah tubuhnya, dan ia harus mengelola dialog terus-menerus dengannya jika tidak ingin binasa. Mengatakan kehidupan fisik dan mental manusia berhubungan dengan alam pastilah berarti alam terhubung dengan dirinya, karena manusia bagian alam.

Binatang terbelenggu oleh aktifitas hidupnya, tidak berjarak darinya. Binatang adalah aktivitas hidup itu sendiri. Manusia menjadikan aktivitas hidupnya sebagai objek kehendak dari kesadaran. Ia mempunyai aktivitas hidup yang sadar. Ia bukan keterbatasan yang dialami manusia ketika ia melakukan sesuatu...Hanya berdasarkan kesadaran ini aktivitasnya menjadi merdeka. Buruh yang teralienasi membalik hubungan ini sehingga manusia, karena ia merupakan mahluk sadar yang menciptakan aktivitas dan hakikat dirinya, menjadi sekedar alat bagi eksistensinya.


Pandangan Karl Marx secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut. Manusia menurut Karl Marx adalah manusia kongkrit, yaitu orang-orang yang hidup pada jaman tertentu dan sebagai anggota masyarakat tertentu. Manusia ditentukan oleh keadaan masyarakat di mana mereka hidup. Maka manusia disebut mahluk sosial, karena ia hanya bisa hidup dan dapat bekerja dalam suatu tata masyarakat yang ia jumpai waktu ia lahir dan dibesarkan.

Untuk dapat mempertahankan dan melangsungkan hidup, manusia harus bekerja mengubah alam dan menciptakan lembaga sosial, dan melalui lembaga sosial itu mereka sendiri dibentuk. Maka manusia dan alam, manusia dan keadaan sosial harus dihubungkan satu dengan lainnya secara dialektik. Yang satu tidak dapat dilepaskan dari yang lainnya, harus terdapat suatu keseluruhan, di mana unsur-unsumya tidak berdiri sendiri dan terlepas satu sama lain. Demikian juga unsur-unsur itu hanya dapat dipahami dalam hubungannya satu sama lain, dan dalam hubungannya dengan keseluruhannya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus bekerja mengubah alam. Pekerjaan adalah tanda bahwa manusia lain daripada binatang, ia mahluk yang bebas dan universal. Bebas karena ia berpikir, tidak langsung memberi reaksi terhadap objek. Universal, bahwa manusia itu tidak terikat oleh lingkungan alamnya. Alam ditaklukkan, dijadikan bahan pekerjaan dan untuk menaklukkan alam atau mengubah alam diperlukan alat. Manusia mampu mencipta alat. Maka, pekerjaan dapat disebut tanda martabat manusia.

Dalam pekerjaan manusia dapat merealisasikan dirinya, dan dalam pekerjaan itu pula manusia disebut makluk sosial, karena hasil kerjanya untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain, itu berarti hasil kerjanya diakui oleh orang lain dan berarti pula ia manusia yang berguna. Dengan demikian seharusnya manusia harus puas dan senang dalam pekerjaannya, maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan itu merupakan jembatan emas antar manusia.

Dalam pekerjaan manusia mendapatkan hasil kerja. Hasil kerja itu diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, berupa sejarah. Jadi, sejarah adalah hasil pekerjaan manusia, yaitu akibat suatu kegiatan dari suatu deretan generasi ke generasi yang lainnya, saling sambung-rnenyambung dan bahu-membahu. Di samping itu pekerjaan memberi bentuk baru kepada alam sesuai dengan kebutuhan hidup manusia.

Seharusnya manusia harus puas dan senang dalam pekerjaan, karena ia dapat merealisasikan dirinya dan dapat bekerja sama dengan manusia lain. Tetapi dari zaman masyarakat pemilikan budak sampai zaman masyarakat kapitalisme, pada kenyataannya manusia itu terasing dalam pekerjaan, karena ia bersaing dengan manusia lain. Di samping itu pula keterasingan manusia dalam pekerjaan itu juga diakibatkan oleh uang, paksaan, dan kepentingan manusia.

Uang sebagai tanda keterasingan manusia, karena uang sebagai perantara antara manusia dan kebutuhannya. Manusia yang bekerja tidak butuh hasil kerjanya berupa barang, tetapi ia butuh niiai tukarnya, yaitu uang. Kerja untuk memenuhi kebutuhan orang lain tidak menjadi penting lagi, yang diinginkan ialah uangnya. Dengan demikian karena manusia dipengaruhi oleh uang, ia tidak saling menghargai terhadap sesamanya tetapi saling mempergunakannya. Maka manusia hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan manusia lainnya.

Paksaan sebagai tanda keterasingan manusia, karena manusia yang bekerja itu terpaksa, yaitu untuk menjamin nafkah hidupnya. Maka ia terpaksa bekerja untuk kepentingan orang lain, hasilnya dimiliki oleh orang lain, maka ia menjadi terasing dari hasil kerjanya. Di samping itu ia juga terasing dari tindakannya, karena ia bekerja atas perintah orang lain, bukan oleh kemauannya sendiri, dan juga terasing dari dirinya sendiri, karena ia bekerja itu untuk mencari nafkah, maka ia diperalat oleh dirinya sendiri. Hal itu sangat jelas terlihat dalam sistem ekonomi kapitalisme.

Keterasingan dari orang lain karena kepentingan. Dalam pekerjaan pada sistem ekonomi kapitalisme, manusia yang bekerja itu terdiri dari dua klas, yaitu klas pemilik alat-alat produksi atau kaum kapitalis dan klas buruh. Kedua klas itu memiliki kepentingan yang saling berbeda. Kaum kapitalis ingin mendapatkan laba yang banyak dan kaum buruh ingin upah yang layak. Perbedaan kepentingan itu akhimya melahirkan pertentangan klas. Klas pemilik alat-alat produksi dengan kepemilikannya dan kekuasaannya itu dapat membentuk sistem masyarakat. Klas buruh yang merupakan mayoritas acuh atau asing terhadap masyarakat yang diciptakan oleh kaum kapitalis itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterasingan manusia disebabkan karena adanya sistem hak milik pribadi atas alat-alat produksi, sistem kerja upahan, dan adanya perbedaan kepentingan.

Sistem hak milik itu yakni sistem hak milik atas alat-alat produksi oleh klas kapitalis dan hak milik atas hasil kerja klas buruh oleh klas kapitalis. Klas kapitalis disebut klas penghisap atau penindas karena ia merampas basil kerja buruh melalui sistem kerja upahan, dengan itu ia dapat berkuasa dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Sedang klas buruh sebagai klas yang dihisap dan ditindas hanya sebagai alat produksi yang tidak mempunyai kekuasaan ekonomi, sosial, dan politik. Oleh sebab itu, klas buruh hidup terasing, terasing dalam bidang ekonomi, sosial, dan bidang politik.

Proses perkembangan klas kapitalis selanjutnya membuat klas buruh lebih berat penderitaannya. Mereka bertambah miskin, sengsara, menderita, dan jumlahnya makin bertambah banyak. Mereka sadar bahwa klas kapitalis tidak akan bisa menolong dan mengubah nasibnya. Selama kapitalisme masih bercokol, mereka tetap akan menjadi budak atau hamba sahaya saja. Maka mereka ingin menjadi manusia yang bebas dari penghisapan dan penindasan, atau mereka ingin mengakhiri keterasingannya. Mereka harus membebaskan dirinya sendiri, yaitu dengan melawan klas kapitalis dan menghancurkan sistem kapitalisme. Inilah yang oleh Karl Marx disebut perjuangan klas.

Pertentangan klas dalam jaman kapitalisme antara klas kapitalis dengan klas buruh tidak dapat diselesaikan dengan jalan damai. Pertentangan tersebut bersifat antagonis, yakni pertentangan yang tidak dapat dikompromikan, karena kepentingan masing-masing pihak yang saling berlawanan, bertolak belakang. Kepentingan klas kapitalis yang mempunyai kekuasaan ekonomi, sosial, dan politik tidak akan rela menyerahkan kekuasaannya kepada klas buruh. Dan klas buruh juga tidak akan dapat mengubah nasibnya kecuali harus melawan klas kapitalis dengan serentak, untuk merebut kekuasaan ekonomi, sosial, dan politik. Itulah oleh Karl Marx yang disebut revolusi, yakni revolusi klas buruh terhadap klas kapitalis. Kemenangan revolusi klas buruh terhadap klas kapitalis menempatkan klas buruh mempunyai dan menguasai negara. Klas buruh membentuk pemerintahan diktatur proletariat sebagai dan bertindak menindas klas kapitalis.

Dengan demikian hanya melalui suatu revolusi politik, klas buruh dapat mempunyai dan menguasai negara. Berarti klas buruh dapat melepaskan diri dari penghisapan dan penindasan klas kapitalis. Klas kapitalis yang dikalahkan dalam suatu revolusi klas buruh, tidak begitu saja lenyap dari masyarakat. Sisa-sisanya masih hidup dan masih bisa tumbuh dalam negara diktatur proletariat. Dengan demikian dalam negara diktatur proletariat, klas masih ada dalam masyarakat. Kalau klas masih ada dalam masyarakat, negara harus tetap masih ada, demikian Marx menandaskan.

Negara akan lenyap bila klas-klas dalam masyarakat sudah tidak ada lagi. Masyarakat tanpa kias itulah yang oleh Karl Marx disebut masyarakat komunis, yaitu suatu sistem masyarakat di mana setiap orang bekega menurut kemampuannya dan setiap orang memperoleh keperluan hidup menurut kebutuhannya.

Dalam beberapa kutipan, Karl Marx menggabungkan ide tentang kesadaran, perasaan, dan penderitaan, berikut petikan tersebut :

Bayangkan sesuatu yang tidak menjadi objek, tidak pula mempunyai objek. Pertama-tama, sesuatu itu adalah sesuatu itu semata, tak ada sesuatu yang lain eksis di sisinya, ia berada dalam kondisi kesendiriannya. Begitu ada objek-objek lain selain diriku, aku segera tidak sendiri lagi, aku sesuatu yang lain, realitas yang lain dari objek diluar diriku. Karena objek ketiga ini, akupun sebuah realitas yang lain darinya, yakni objek-nya. Sesuatu yang bukan objek, sesuatu yang lain berarti mempraanggapkan tidak ada sesuatu objektif yang eksis. Begitu aku punya objek, objek itu menjadikan aku objeknya. Akan tetapi, sesuatu yang tidak ada (nonobjektif) bersifat tidak riil, tidak terindra, semata-mata pikiran, yakni benar-benar sesuatu yang butuh dipahami, suatu abstraksi. Agar terindra, yakni menjadi riil, ia harus menjadi objek rasa, objek indrawi, dan dengan demikian, menjadikan objek-objek indrawi diluar diri seseorang, objek-objek persepsi dari perasaan seseorang. Agar bisa dirasakan, seseorang harus menderita (mengalami akibat tindakan-tindakan orang lain)

Manusia sebagai mahluk objektif yang mengindera, karena itu, merupakan mahluk yang menderita, dan karena ia merasakan penderitaanya (Leiden), ia mahluk yang bergairah (leidenschaftliches). Gairah adalah kekuatan paling hakiki manusia yang terus mengupayakan memperoleh tujuannya.

Alam adalah tubuh anorganik manusia, dapat dikatakan alam sejauh ini bukan tubuh manusiawi. Manusia hidup dari alam, yakni alam adalah tubuhnya, dan ia harus mengelola dialog terus-menerus dengannya jika tidak ingin binasa. Mengatakan kehidupan fisik dan mental manusia berhubungan dengan alam pastilah berarti alam terhubung dengan dirinya, karena manusia bagian alam.

Binatang terbelenggu oleh aktifitas hidupnya, tidak berjarak darinya. Binatang adalah aktivitas hidup itu sendiri. Manusia menjadikan aktivitas hidupnya sebagai objek kehendak dari kesadaran. Ia mempunyai aktivitas hidup yang sadar. Ia bukan keterbatasan yang dialami manusia ketika ia melakukan sesuatu...Hanya berdasarkan kesadaran ini aktivitasnya menjadi merdeka. Buruh yang teralienasi membalik hubungan ini sehingga manusia, karena ia merupakan mahluk sadar yang menciptakan aktivitas dan hakikat dirinya, menjadi sekedar alat bagi eksistensinya.

Blog Archive