Daftar Isi

RESIKO OBESITAS SETELAH ANAK DEWASA

Seorang anak umur 8 tahun yang mengalami obesitas berpotensi menderita diabetes mellitus tipe 2. Beliau juga melaporkan pengelolaan masalah kesehatan kegemukan membutuhkan biaya 7,4 juta poundsterling dalam satu tahun. Yang termasuk masalah kesehatan anak dengan berat badan berlebihan adalah penyakit jantung, diabetes dengan akibat kebutaan, penyakit gaga) ginjal, tumor, dan masalah kejiwaan anak. Agaknya dengan makin giatnya kampanye berhenti merokok, penyakit jantung kembali meningkat sebagai akibat kegemukan.

David Hinchiliffe, ketua komite kesehatan umum, menyatakan agar pemerintah perlu diberi informasi tersebut agar lebih peduli terhadap masalah kesehatan anak usia sekolah yang kegemukan. la mengingatkan bahwa wabah anak kegemukan akan terjadi segera menjelang abad mendatang. Kegemukan akan menyusul bahaya merokok sebagai penyebab meninggal lebih awal (premature death). Pada tahun 2020 nanti setengah anak-anak di Inggris akan menderita kegemukan.

John Reid, sekretaris kesehatan di Inggris mulai mencanangkan anjuran perang terhadap kegemukan. Masyarakat dan perorangan harus menyadari dan memahami bahaya kegemukan. lni berarti pemerintah dan masyarakat harus ikut ambil bagian dalam perang terhadap kegemukan.

Secara umum, Obesitas disebabkan oleh tidak seimbangnya energi dari makanan dengan kalori yang dikeluarkan. Kondisi akibat interaksi beberapa faktor:

  • Keluarga.
  • Penggunaan energi.
  • Keturunan.
Menurut beberapa penelitian, anak berisiko mengalami obesitas bila kedua orang tua juga mengalami obesitas. Diperkirakan hal ini berkaitan dengan kebiasaan makan dan kebiasaan latihan fisik kedua orang tua yang diikuti oleh anak. Obesitas juga lebih banyak ditemui pada anak yang banyak menonton televisi disertai banyak makan makanan kecil yang manis-manis yang merupakan sumber tinggi kalori. Selanjutnya. Hampir setengah orang tua dari anak usia sekolah tidak pernah olah raga santai bersama segenap anggota keluarga. Serta hampir ½ anak Amerika usia 8-16 tahun menonton televisi 3-5 jam dalam sehari. Makin banyak jam yang digunakan untuk menonton televisi dalam sehari, makin besar kemungkinan menjadi anak kegemukan.

Penggunaan Energi Yang Rendah Dapat Memicu Obesitas

Sebagian besar anak usia sekolah menggunakan waktunya sehari-hari untuk menonton televisi. Saat-saat mana sangat mengurangi aktifitas fisik. Dari penelitian memang dijumpai anak yang gemuk sering terjadi pada anak yang banyak menonton televisi. Tidak hanya karena kurang aktifitas fisik, tetapi juga karena sambil menonton, banyak memakan makanan kecil manis yang tinggi kalori. Hanya sepertiga anak sekolah dasar yang mempunyai kurikulum pendidikan latihan fisik. Dan hanya ½ sekolah dasar yang mempunyai ekstra kurikulum latihan fisik.

Obesitas Karena Faktor Keturunan

Anak dari ibu yang mengalami obesitas biasanya kurang aktifitas fisik, meniru kebiasaan ibunya, sudah kelihatan pertambahan berat badan lebih pada umur 3 bulan, bila dibandingkan dengan anak dari ibu dengan berat badan normal. Anak yang salah satu orang tuanya gemuk, berisiko mengalami obesitas 50%.

Klasifikasi Penyebab Obesitas

I. Penyebab umum:
  • Nafsu makan berlebihan dan makan selalu sampai kenyang.
  • Kalori yang dimakan melebihi energi yang dipergunakan.
  • Kekeliruan dalam menyusun makanan yang terlalu berlebihan.
  • Secara genetik memang mempunyai sifat berat badan mudah naik.
  • Kebiasaan hidup sehari-hari kurang menggunakan energi.
II. Gangguan endokrin:
  • Hormon tyroid yang kurang.
  • Tumor yang disebut insulinoma.
  • Sindroma Maurice.
  • Sindroma Cushing.
  • Sindroma polikistik ovarium.
  • Dwarfisme pituitary.
  • Pengobatan dengan corticoid.
III. Gangguan sistem syaraf pusat:
  • Lesi pada pituitari dan gangguan pada hipotalamus.
  • Sindroma Laurence-Moon-Bell.
  • Leukemi pada susunan syaraf pusat.
  • Sindroma Prader-Willi.
  • Sindroma Alstrom.
  • Sindroma Vasquez.
  • Lesi pada sistem syaraf pusat.
IV. Aspek sosial dan psikologi:
  • Faktor sosial, terutama pada perempuan.
  • Pengaruh lingkungan, beberapa orang sangat mudah dipengaruhi sekitarnya.
  • Respons emosi, makan sebagai reaksi terhadap kekecewaan, kecemasan, dan depresi.
  • Masalah sekunder, seperti penghinaan, olok-olok, dan celaan terhadap keterbatasan dan ketidakmampuan seseorang.
  • Pengaruh orang tua, kegemukan sering terjadi pada anak yang orang tuanya juga kegemukan.

Pengobatan Anak Yang Mengalami

Tujuan pengobatan adalah menurunkan berat badan. Setiap kelebihan berat badan dari berat badan ideal 20% memerlukan waktu 1 sampai 1½ tahun untuk mencapai berat badan ideal. Intervensi utama adalah cara dan jenis makanan serta nasihat latihan fisik yang baik, baik jenis maupun kuantitas latihan.

Latihan fisik
Anjuran sederhana adalah meningkatkan porsi latihan fisik. Berikut ini adalah beberapa manfaan dari latihan fisik:

  • Membakar lemak.
  • Meningkatkan penggunaan energi.
  • Mempertahankan penurunan berat badan.
Dari penelitian hasil latihan fisik jauh lebih baik menurunkan berat badan dibandingkan kedua intervensi lain nasihat makanan dan merubah pola hidup sehari-hari. Keuntungan lain dari latihan fisik terlihat pada aerobik selama 50 menit 3 kali seminggu yang dapat mengendalikan tekanan darah dan lemak darah.

Orang tua harus membantu anak mempertahankan berat badan agar tetap ideal, dengan cara:

  • Memberikan dukungan dan perhatian pada anak yang mengalami obesitas. Jangan biarkan dia sendiri mengatasinya. Orang tua hendaknya mengetahui bahwa anak yang mengalami obesitas merasa rendah diri, merasa tertekan (depresi), dan terpisah dalam pergaulan.
  • Mengatur jadwal penggunaan waktu anak untuk menonton televisi dan main videogame. Jangan membiarkan anak sehari-hari menghabiskan waktu senggangnya untuk itu. Ajaklah anak mencuci mobil dan jalan jalan di mall. Tetapi perlu juga anak diberi kesempatan menentukan pilihan pekerjaan mana yang disukai untuk latihan fisik.
  • Carilah pekerjaan fisik yang disukai anak. Pekerjaan yang tidak sulit dan tidak membosankan.
  • Makanlah bersama keluarga di meja makan. Jangan beri kesempatan anak makan sambil menonton di depan televisi. Makanlah pelan-pelan dan sukai masakan keluarga.
  • Jangan memberi makanan sebagai hadiah atau hukuman. Pantang makanan tertentu hanya boleh dilakukan oleh dokter atas pertimbangan medis. Ingatlah makanan buat anak-anak berguna untuk pertumbuhan dan sumber energi.
  • Melibatkan anak sewaktu memilih makanan di mall atau toko grosir makanan. Biarkan mereka berperan dalam menentukan pilihannya dan Anda sebagai orang tua cukup memberikan nasihat perbaikan. Bukan untuk memberikan larangan-larangan yang menentang keputusan anak.
  • Ajari anak untuk memilih makanan kecil (snack) yang sehat dan berikan alasan-alasan mengapa menganjurkan makanan buah segar, dan mengapa membatasi minum yoghurt, es krim, buah kaleng, kripik, dan kue wafer.
  • Anda sebagai orang tua jangan bosan dalam hal merubah kebiasaan, pola makanan dan hal-hal kecil menyangkut makanan anak, agar pola makanan sehari-hari berlangsung seumur hidup.
  • Bila Anda sebagai orang tua melihat anak berlarian main bola di pekarangan, berikan perhatian sebagai dukungan, misalnya menyediakan minuman segar sebagai penghargaan. Dan ajari anak untuk memilih pelajaran ekstra kurikuler mengenai makanan sehat di sekolahnya, serta jadikan diri sebagai model bagi anak Anda, misalnya memilih mengambil pisang sesudah makan dan tidak mengambil kue kecil sebagai makanan pencuci mulut. Atau tunjukkan aktifitas fisik sewaktu ada waktu luang di hari libur. Dengan model ini, diharapkan Anak akan mengikuti kebiasaan serupa selama hidupnya. Demikian sebaliknya, Anda jangan menjadi model dengan memilih tidur-tiduran menonton televisi seharian di hari senggang. Daripada membuka jendela di pagi hari menikmati kesegaran alam sekitar, lebih baik Anda membuka pintu dan keluar rumah dan bergerak melakukan latihan fisik.
Pencegahan lebih baik dibanding pengobatan. Sebaiknya pengobatan dilakukan sejak usia dini begitu indikasi obesitas diketahui. Anak yang kedua orang tuanya mengalami obesitas, sebaiknya perlu mendapat perhatian dan kepedulian khusus.

Sebagai langkah awal, tingkatkan pemberian ASI eksklusif dan menghindari pemberian makanan padat sebelum anak berumur 6 bulan. Seorang ibu perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai makanan tambahan selain ASI bila anak masih lapar, jangan memberi makanan sesuka anak atau menurut selera ibu. Seperti sudah dibahas sebelumnya, pengobatan obesitas intinya meningkatkan gerakan fisik dan konsumsi makanan sesuai petunjuk dokter.

Pengobatan bayi yang cenderung mengalami obesitas lebih diarahkan untuk mempertahankan berat badan dari pada untuk menurunkan berat badan. Susu penuh (skim milk) dan susu dengan lemak 2% hendaknya dikurangi, karena osmolalitinya tinggi.

Pengobatan anak yang mengalami obesitas harusnya melibatkan seluruh anggota keluarga. Terutama ke arah pengaturan makanan. Pada beberapa anak, langkah pengaturan makanan lebih berhasil daripada pengaturan latihan fisik.

Beberapa nasihat bagi orang tua yang anaknya mengalami obesitas:

  • Berikan perhatian Anda pada anak yang obesitas. Bila tidak ada yang memperhatikan, anak lebih berisiko mengalami obesitas pada umur yang lebih tua.
  • Ajari anak agar tidak makan menuruti selera, tetapi hanya sesuai dengan keperluan.
  • Jangan terlalu ketat mengawasi anak agar makan hanya sedikit, hal ini akan menganggu jadwal makan anak dan menganggu respons anak terhadap rasa lapar dan rasa kenyang. Perlu diingat, respons lapar dan kenyang adalah cara yang diperlukan untuk mengendalikan kebiasaan makan sehari-hari anak.
  • Biasakan agar anak bisa mengontrol dan mengendalikan berat badannya. Dan perlu diingat, bila orang tua tidak ada yang obesitas, maka kecil risiko anak menderita obesitas. Tetapi bila salah satu orang tua obesitas, risiko anak akan obesitas meningkat 2 kali lipat.
  • Jangan terlalu menekankan perhatian pada berat badan anak, tetapi perhatian diarahkan pada kesehatan, kebiasaan makan, dan aktifitas fisik.
  • Batasi waktu untuk menonton televisi. Karena waktu untuk menonton televisi ternyata berbanding lurus dengan peningkatan berat badan anak.
  • Bila sudah mulai ada tanda tanda obesitas, atau anak mempunyai faktor risiko obesitas, segera minta petunjuk dokter anak, agar segera bisa diambil langkah pengelolaan.
Beberapa nasihat untuk anak usia sekolah:
  • Makan sambil menonton di depan televisi berpotensi meningkatkan resiko obesitas. Seperti halnya makan sambil main video game dan main komputer.
  • Atur makanan yang boleh sebagai makanan kecil (snack).
  • Jangan makan di kamar tidur (menghindari agar tidak makan sambil bermalas-malasan).
  • Anak harus mengatur sendiri makanan kecil yang boleh dimakan dan harus mengetahui makanan yang sehat baginya, apalagi anak yang mempunyai resiko obesitas.
Dari salah satu publikasi, disebutkan bahwa kebugaran (vitaminalitas) dicapai dengan:
  • Olahraga teratur dan rutin.
  • Makan yang sehat (tidak minum alkohol, apalagi narkoba).
  • Istirahat dan tidur yang cukup.
Sedangkan mengenai kegemukan (obesitas), dinyatakan bahwa satu dari 3 orang Amerika ternyata menderita obesitas. Angka ini kelihatannya 2 kali lebih besar dari tiga dasawarsa sebelumnya. 15% anak dan remaja Amerika ternyata memiliki berat badan berlebih. Kenyataan ini juga kelihatannya 3 kali lebih besar dari angka tahun 1980. Obesitas ( egemukan) dinilai dengan menghitung Body Mass Index (BMI):
  • Bila BMI >/=25, disebut gemuk.
  • Bila BMI >/=30, disebut obesitas.
  • Bila BMI >/=40, disebut gemuk sakit (morbidly obesity).

Dampak Obesitas

Di Amerika obesitas dianggap
  • berhubungan dengan kematian 400.000 orang setiap tahun.
  • penyakit diabetes tipe 2.
  • kanker kolon, payudara, dan kandungan.
Dampak lain dari obesitas adalah gangguan psikologis. Pernah diberitakan hasil wawancara dengan mahasiswa Universitas Michigan, yang menyatakan "lebih balk kawin dengan orang pecandu narkoba daripada dengan penderita obesitas".

Sumber lemak yang paling bertanggungjawab terhadap adanya obesitas adalah semua makanan yang dikonsumsi,seperti: sosis, alpukat, pasta, madu, dan bahkan nasi juga.

Hal yang tidak kalah penting, energi yang masuk lebih besar dari yang digunakan. Misalnya seorang yang mengonsumsi 5% kalori rata-rata sehari (sekitar 200 kalori). Energi ini sudah setara dengan 2 gelas jus apel. Bila energi yang masuk lebih dari 2 gelas jus apel, akan berpengaruh terhadap peningkatan berat badan, apalagi bila dihitung dalam satu tahun. Dengan perhitungan 500 gr berat badan setara dengan 3.000 kalori, maka dalam 1 tahun, 1 gelas jus apel akan meningkatkan berat badan 5 kg. Apalagi orang tersebut malas-malasan, tidak berolahraga, selalu naik mobil, tidak mau jalan kaki, tidak mau naik tangga, tetapi menggunakan lift dan akselerator. Maka orang ini sudah menghemat energi 100 kalori setiap hari.

Wanita Amerika mengonsumsi 335 kalori/hari. Angka ini lebih tinggi dibanding angka tahun 1971 yang hanya 168 kalori. Secara umum, orang Amerika mengonsumsi makanan 862,5 kg makanan selama tahun 2003. Angka ini jauh lebih tinggi dari angka tahun 1970 yang hanya 748,5 kg.

Menghindari Obesitas Agaknya menarik anjuran Departemen Pertanian Amerika, "Konsumsilah makanan rendah lemak". Meskipun masyarakat tertarik mengikuti anjuran ini, tetapi mereka meningkatkan makanan karbohidrat, khususnya karbihidrat murni (refined carbohidrate) misalnya roti, kentang, dan pasta. Pada tahun 1970, makanan orang Amerika per kapita 136 pon biji- bijian. Pada tahun 2004 angka ini meningkat menjadi 200 pon. Di samping itu makanan banyak berasal dari biji-bijian yang sudah diproses lebih dulu hingga mengandung rendah serat. Makanan ini, segera masuk ke dalam darah, meningkatkan gula darah, merangsang kelenjar pankreas, dan mengeluarkan banyak hormon insulin.

Sayuran yang dikonsumsi dalam bentuk french fries atau keripik kentang. Karbohidrat dalam bentuk murni, seperti tortila, hamburger atau pasta. Kandungan gizi jenis makanan ini sedikit lebih tinggi, tetapi nilainya jelas lebih buruk dari karbohidrat komplek. Bedasarkan data WHO tahun 2004, pertambahan jumlah penduduk dengan obesitas tertinggi terjadi di Amerika dan Rusia, yaitu 30% setiap tahun. Dari tahun 1970 sampai dengan tahun 2000 angka obesitas meningkat dari 14,5% ke angka 30,9%. Dengan berbagai penyakit sebagai konsekuensi obesitas yang menelan biaya milyaran dolar per tahun, kelak obesitas diperkirakan melampaui pecandu rokok sebagai penyebab kematian.

Blog Archive