Daftar Isi

RESIKO OBESITAS PADA ANAK

Anak Mengalami Kegemukan (Obesitas)

Belakangan ini masyarakat mulai menghadapi masalah yang lebih sulit dan lebih rumit untuk diselesaikan yaitu wabah kegemukan atau obesitas. Terutama sekali yang kurang mendapat perhatian adalah masalah obesitas pada anak-anak. Para ahli berkeyakinan bahwa obesitas pada usia anak akan menimbulkan masalah yang berkelanjutan pada usia remaja dan dewasa, yaitu: penyakit darah tinggi, stroke, penyakit diabetes, dan berbagai kelainan/penyakit kronis lainnya. Mulailah terbuka perhatian para ahli kesehatan mengkaitkan hubungan makanan dan kesehatan. Kemudian menyadari kebiasaan makanan sehari-hari ketika usia anak-anak akan berkelanjutan sampai seumur hidup.

Sehubungan dengan pemikiran para ahli tersebut, pada tanggal 27 Oktober 1998, Departemen Pertanian Amerika Serikat mengadakan simposium. "Penyebab Dan Pencegahan Obesitas Pada Usia Anak-anak". Yang dimaksud anak usia sekolah adalah anak berusia 6-12 tahun. Kalau di Indonesia anak usia tersebut adalah anak usia sekolah dasar.

Kegemukan (obesitas) adalah terlalu banyak lemak bawah kulit. Para ahli menetapkan angka Indeks Massa Tubuh (BMI/Body Mass Index). BMI untuk mengukur lemak tubuh berdasarkan pembagian berat badan dalam kg dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m²). Misalnya seorang dengan berat badan 62 kg dan tinggi badan 163 cm. BMI = 62:2,56 =23,3. BMI 23 masih dianggap dalam batas normal, tetapi bila sudah 25 sudah harus mendapat perhatian (lampu kuning).

Sekitar 5-25% anak-anak dan remaja di Amerika Serikat menderita kegemukan. Prevalensi kegemukan baik pada orang dewasa, maupun anak-anak dan perempuan bervariasi antara suku bangsa. Diperkirakan 5-7% anak kulit hitam dan kulit putih menderita obesitas, dan 12% anak lakilaki keturunan Spanyol dan Portugal (Hispanic), serta 19% perempuan suku bangsa Hispanik menderita kegemukan. Kejadian kegemukan agak kurang pada anak laki-laki kulit hitam, tetapi lebih sering terjadi pada perempuan kulit hitam umur remaja dibanding perempuan kulit putih. Peningkatan berat badan berlebihan pada usia bayi akan berisiko kegemukan pada umur anak-anak.

Semua data yang dipublikasikan menyatakan dan memperingatkan sudah mulai terlihat peningkatan prevalensi anak-anak yang kegemukan. Salah satu penelitian pada anak dan remaja mengemukakan bahwa anak berumur 6-9 tahun dewasa ini, mempunyai lemak bawah kulit yang lebih tebal dibanding anak seusia mereka pada tahun 1960-an.

Publikasi lain menyatakan pada periode yang sama terjadi peningkatan prevalen anak obesitas pada umur 6-11 tahun. Sekitar 5-10% anak menjelang usia remaja dan usia sekolah dan lebih 20% orang dewasa menderita obesitas. Prevalensi meningkat pada perempuan selama umur menjelang 1 tahun dan sama-sama meningkat pada laki-laki maupun perempuan dengan bertambahnya umur.

Pengukuran Berat Badan Anak.

Di Indonesia, sebetulnya sudah ada Kartu Menuju Sehat (KMS) sewaktu usia mereka masih dibawah lima tahun (balita). Pada KMS jelas terlihat grafik berat badan kurang atau berlebih. Secara internasional dipakai perhitungan Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index/BMI), yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dan tinggi badan dalam meter. Penilaian kegemukan di Amerika dengan menilai tebal lipatan kulit lengan atas (tricep skinfold thickness). Penilaian yang lebih rumit, bila menilai lemak tubuh berdasarkan tinggi badan, berat badan, dan tebal lipatan kulit trisep.

Anak Baru lahir, tubuhnya 14% terdiri dari lemak. Jumlah ini makin meningkat selama usia anak-anak. Sampai pada anak laki-laki usia 10 tahun, 23% tubuhnya terdiri dari lemak. Sedangkan pada anak perempuan usia yang sama, 28% tubuhnya terdiri dari lemak. Pada umur 18 tahun, seorang anak laki-laki berkurang lemak tubuhnya sampai hanya 12% dan pada anak perempuan usia yang sama lemak tubuh berkurang sampai 25%. Beberapa sentral menggunakan penilaian lemak lengan atas dan lemak kulit kepala untuk menilai kegemukan. Pada anak laki-laki tebal lipatan kulit 10-25 mm dianggap cukup optimal. Dan pada anak perempuan tebal lipatan kulit 16-30 mm.

Para ahli sedang memikirkan klasifikasi BMI tersendiri untuk orang Asia. Misalnya di Singapura, orang dengan BMI 27-28, mempunyai lemak tubuh yang sama dengan BMI 30 pada orang kulit putih. Di India, peningkatan BMI dari 22 menjadi 24, meningkatkan kejadian diabetes mellitus 2 kali lipat. Sehingga bila BMI ditingkatkan meningkat menjadi 28, kejadian diabetes kemungkinan akan meningkat 3 kali lipat.

  • Publikasi lain mengenai kategori BMI
  • Berat badan kurang bila BMI <18,5.
  • Berat badan normal bila BMI 18,5-24,9.
  • Berat badan lebih (kegemukan) bila BMI 25-29,9. Sangat gemuk (obesitas) bila BMI >1/=30.

Contoh Kasus Obesitas Pada Anak-anak

  • Laki-laki umur 10 tahun. Tinggi badan 130 cm. Berat badan 45 kg. BMI 45/(1,3)² = 45/1,69 = 26,6.
  • Laki-laki umur 12 tahun. Tinggi 152 cm. Berat badan 65 kg. BMI 65/(1,52 )² = 65/2,32 = 28,0.
  • Laki-laki umur 11 tahun. Tinggi badan 148 cm. Berat badan 90 kg. BMI 90/(148 )² = 90/2.19 = 41,1 (sudah lampu merah).
  • Laki-laki umur 12 tahun. Tinggi badan 142 cm. Berat badan 58 kg. BMI = 58/(1,42 )²=58/2.01= 28,8.

Akibat Obesitas Pada Anak-anak

Anak yang mengalami obesitas akan menghadapi banyak masalah kesehatan yang umumnya berakibat buruk sampai usia remaja dan dewasa. Banyak publikasi yang mengingatkan hal ini. Malah beberapa ahli mengemukakan, sudah mulai terjadi wabah obesitas pada anak usia sekolah. Kata mereka dalam 25 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah anak usia sekolah dengan berat badan berlebihan. Sampai empat kali lipat. Di lnggris, dalam 20 tahun terakhir sudah terjadi peningkatan sampai 3 kali jumlah anak usia sekolah yang mengalami obesitas. Hal ini mereka hubungkan dengan iklan makanan di televisi. Makanan lezat yang diiklankan umumnya tinggi lemak dan tinggi garam. Apalagi sering iklan makanan lezat ditayangkan di sela-sela acara untuk anak-anak. Demikian pula iklan ikut menggoda anak-anak pada pajangan papan reklame di lampu perempatan lalu lintas.

Dr. Sheila Mc Kenzie, seorang dokter konsultan penyakit anak di RS Penyakit Anak di London, melaporkan adanya anak berumur 3 tahun yang meninggal karena penyakit lemah jantung akibat anak tersebut mengalami obesitas.

Akibat Lain Pada Anak Yang Mengalami Obesitas:

  • Meningkatnya kejadian diabetes tipe 2 (diabetes pada usia dewasa).
  • Meningkatnya kejadian penyakit jantung akibat kolesterol darah yang tinggi dan tekanan darah yang tinggi.
  • Meningkatnya kejadian berhenti napas waktu tidur (sleep apnea).
  • Gangguan tulang dan otot rangka.
  • Penyakit hati dan penyakit asma.

Blog Archive