Daftar Isi

PENYAKIT MAAG

PENYEBAB PENYAKIT MAAG

Gangguan pencernaan, oleh masyarakat umum biasa disebut sebagai "penyakit maag". Namun sebenarnya, istilah "penyakit maag" tersebut tidak digunakan dalam dunia medis kedokteran. Istilah "penyakit maag" digunakan untuk menyebut suatu gejala penyakit, yang di dalam ilmu kedokteran dikenal sebagai "Peptic Ulcer". Penyakit ini secara umum dapat diartikan sebagai adanya tukak atau luka bernanah di dalam saluran pencernaan. Luka tersebut, terutama sering terjadi di dalam lambung (Belanda: maag) dan di usus dua betas jari.

"Mengapa penyakit maag dapat terjadi?". Hingga saat ini, teori yang diterima oleh dunia kedokteran menyatakan bahwa penyakit maag disebabkan oleh adanya HCI dalam jumlah yang berlebihan di dalam lambung. Kelebihan kadar HCI dalam cairan lambung (kadar normal ± 0,4%) dapat merusak jaringan selaput lendir lambung dan jaringan halus usus dua betas jari. Jaringan yang rusak akan menjadi luka bernanah yang menyerupai luka-luka sariawan di bibir (stomatitis).

Selanjutnya, "Apakah yang menyebabkan terjadinya produksi HCI yang berlebihan di dalam lambung?". Untuk menjawab pertanyaan ini, para ahli kedokteran sependapat menyatakan bahwa produksi HCI yang berlebihan di dalam lambung, disebabkan terutama oleh adanya ketegangan atau stres mental/kejiwaan yang cukup berat.

Untuk memahami hubungan antara stres dengan produksi asam lambung, dapat ditinjau hasil percobaan yang telah dilakukan pada sekitar abad ke-19 oleh Ivan Pavlov, seorang ahli fisiologi Rusia. Dalam penelitian tersebut, Pavlov menggunakan seekor anjing sebagai binatang percobaan. Pada anjing tersebut, dibuat lubang pada kerongkongan dan lambungnya, sehingga getah lambung yang diproduksi dapat dikumpulkan. Dengan adanya lubang di kerongkongan, maka secara otomatis tidak ada sedikit pun makanan yang dapat mencapai lambung. Makanan hanya akan keluar melalui lubang yang dibuat di kerongkongan tersebut.

Dari hasil percobaan tersebut, dapat diketahui bahwa pengeluaran getah lambung tetap dapat terjadi dalam jumlah yang cukup banyak walaupun tidak ada makanan yang sampai ke lambung. Akhirnya, Pavlov dapat membuktikan bahwa dengan adanya rangsangan melihat makanan atau mencium bau makanan, sudah cukup untuk membuat getah lambung diproduksi. Kesimpulan yang diperoleh Pavlov adalah pengeluaran getah lambung bermula dari adanya serangkaian refleks saraf (nervus vagus).

Kemudian, peneliti Amerika, Dr.Selye (1949), telah mampu pula membuktikan bahwa tubuh manusia yang menerima suatu tekanan atau ancaman dalam bentuk apapun, akan mengadakan serangkaian reaksi penangkis (perlawanan). Tekanan atau stresor tersebut dapat berupa kesulitan dalam hidup berkeluarga atau pekerjaan, kekalahan atau keinginan untuk berprestasi, emosi (takut, kaget, dan ketegangan batin iainnya), kedinginan, luka atau perdarahan, dan sebagainya. Adanya stres tersebut, terutama yang berupa tekanan mental dan emosi, akan mengakibatkan timbulnya suatu "reaksi alarm", yaitu suatu reaksi otomatis yang mengubah seluruh tempo dalam badan manusia, misalnya denyut nadi bertambah cepat, tekanan darah naik, tangan menjadi dingin, darah dialirkan dari kulit ke organ vital, asam lambung diproduksi untuk mempercepat proses pencernaan yang mengubah makanan menjadi energi yang dibutuhkan, dan kelenjar adrenal (anak ginjal) akan distimulir untuk memproduksi hormon adrenalin dan steroid (kortisol) yang lebih banyak daripada kondisi normal guna melawan stres. Reaksi dapat dilihat dengan mudah pada siswa-siswa sekolah yang sedang menghadapi ujian atau pembagian rapot. Jantung mereka akan berdebar-debar dan berdetak lebih cepat. Bahkan pada beberapa orang, ketegangan tersebut dapat menyebabkan timbulnya keinginan untuk buang air kecil berkali-kali.

Apabila stres mental dan emosi tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, maka tubuh akan berusaha untuk menyesuaikan diri (beradaptasi) dan bertahan hidup dengan tekanan tersebut. Kondisi yang demikian, dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis dalam jaringan atau organ tubuh manusia, melalui sistem saraf otonom. Sebagai akibatnya, akan timbul "penyakit adaptasi", yang dapat berupa hipertensi, penyakit jantung (infark), borok atau tukak lambung (maag), dan lain sebagainya (Selye, 1950).

Penyakit maag, yang diakibatkan oleh produksi asam lambung yang berlebihan, dapat diperparah oleh kondisi-kondisi sebagai berikut.
1. Waktu makan yang tidak teratur.
2. Gizi atau kualitas makanan yang kurang baik.
3. Jumlah makanan terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit.
4. Jenis makanan yang kurang cocok atau sulit dicerna.
5. Kurang istirahat.
6. Porsi pekerjaan yang melebihi kemampuan fisik/psikis.

Dengan demikian, dapatlah dipahami apabila penyakit maag sering menyerang orang-orang yang banyak mengalami ketegangan psikis atau batin, orang yang hidupnya kurang teratur dan selalu diburu waktu karena tingkat kesibukan yang tinggi, misalnya seorang pedagang atau pegawai suatu perusahaan swasta, wartawan, sopir bis, dan lain sebagainya.

GEJALA PENYAKIT MAAG

Sebenarnya, ada banyak jenis penyakit yang dapat menyerang saluran pencernaan manusia. Penyakit-penyakit tersebut, tercakup dalam satu bidang ilmu kedokteran yang disebut "Gastroenterologi". Adapun penyakit gangguan pencernaan yang dikenal masyarakat umum sebagai penyakit maag, sebenarnya secara medis dapat dibedakan menjadi tiga jenis penyakit sebagai berikut.
1. Tukak lambung dan usus (Peptic Ulcer)
2. Gastritis
3. Salah cerna (Dyspepsia)
Ketiga penyakit tersebut, merupakan penyakit yang paling sering mengganggu kesehatan, terutama saluran pencernaan manusia. Meskipun penyebab (kausa) ketiga penyakit tersebut berbeda, namun dalam manifestasi gejala klinik dan juga fase perkembangan penyakitnya, adalah serupa dan saling mempengaruhi.

Tukak Lambung dan Usus (Peptic Ulcer)

Tukak lambung atau usus merupakan luka atau kerusakan pada jaringan saluran pencernaan yang secara langsung berhubungan dengan cairan getah lambung. Luka atau kerusakan tersebut, terutama terjadi pada lambung (Gastric Ulcer).

Gejala klinik yang paling sering terjadi adalah rasa nyeri (rasa sakit yang menggigit) di daerah ulu hati (Epigastrium). Rasa nyeri ini bersifat kronik-periodik, ritmik, dan menetap posisinya.

Rasa nyeri dikatakan kronik-periodik, berarti episode nyeri dapat, berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu, yang kemudian diikuti oleh episode remisi (bebas gejala) tanpa keluhan nyeri. Namun beberapa saat kemudian, episode nyeri akan berulang lagi secara bergantian dengan episode bebas gejala.

Adapun pengertian ritmik, adalah rasa nyeri yang timbul menurut irama tertentu, yang sering disebut "hunger-pain-foodrelier" dan "noctural-pain"."Hunger-pain-food-relier" berarti apabila perut dalam kondisi kosong, maka akan timbul rasa sakit/nyeri. Rasa nyeri tersebut akan hilang setelah lambung terisi makanan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa pada saat perut kosong, otot atau jaringan lambung akan saling bergesekan dan menimbulkan rasa perih pada ulkus/luka-luka bernanah tersebut. Hal demikian juga akan terjadi pada waktu malam hari (noctural), saat perut kosong. Namun, pada pagi hari, walaupun perut dalam kondisi kosong, tidak akan timbul rasa nyeri.

Kualitas rasa nyeri tersebut dikatakan menetap dan posisi rasa sakit sering dapat ditunjukkan dengan ujung jari. Masyarakat secara umum, akan menunjukkan posisi rasa nyeri dan panas di ulu hati.

Gastritis

Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung yang timbul akibat infeksi virus atau bakteri patogen yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Namun, gastritis juga dapat timbul setelah minum alkohol atau kopi serta memakan makanan yang merangsang, pedas, atau sulit dicerna.

Gejala dan tanda gastritis antara lain adalah timbulnya rasa penuh dalam perut, mual/muntah dan rasa tidak enak setelah makan, kadang-kadang timbul perdarahan pada lambung yang menyebabkan gangguan kurang darah (anemia pernicosa).

Salah Cerna (Dyspepsia)

Salah cerna atau pencernaan yang tidak sempurna (indigestio), ditandai dengan timbulnya rasa sakit pada perut atau perasaan yang tidak enak setelah makan, perut kembung/banyak gas (flatulence), dan kadang-kadang timbul rasa mual atau muntah.

Salah cerna sering diakibatkan karena makan yang terlalu cepat serta tidak dikunyah dengan baik. Di samping itu, juga dapat disebabkan jumlah (kuantitas) makanan yang berlebihan, dan kualitas makanan yang tidak begitu baik, misalnya terlalu pedas dan terlalu keras atau berlemak, sehingga terlalu merangsang atau sulit dicerna. Selain itu, salah cerna juga dapat disebabkan oleh terlalu banyaknya merokok, minum alkohol dan obat-obatan misalnya aspirin.

Salah cerna juga dapat merupakan suatu gejala dini dari borok lambung. Biasanya, gejala salah cerna tersebut dapat diredakan dengan obat antasida.

PENYEMBUHAN PENYAKIT MAAG

Dengan memahami sebab-musabab penyakit maag, maka diharapkan dapat dengan mudah pula memahami bahwa tidak ada tablet ataupun obat yang dapat menyembuhkan penyakit maag secara total dan cepat. Meskipun banyak iklan yang mempropagandakan khasiat beberapa obat yang dapat menyembuhkan penyakit maag secara cepat dan manjur.

Penyembuhan penyakit maag, terutama harus dilakukan dengan memperhatikan diet makanan yang sesuai. Adapun obat-obatan yang banyak diperdagangkan dan beredar di pasaran, hanyalah berfungsi membantu proses penyembuhan dan mengurangi rasa nyeri.

Diet pada penyakit maag bertujuan untuk memberikan makanan dengan jumlah gizi yang cukup, tidak merangsang, dan dapat mengurangi laju pengeluaran getah lambung, serta menetralkan kelebihan asam lambung. Oleh karena itu, diet harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.
1. Mudah dicerna.
2. Tidak merangsang pengeluaran getah lambung dalam jumlah yang banyak.
3. Porsi makanan kecil namun diberikan berkali-kali.

Untuk memenuhi syarat-syarat diet tersebut, maka jenis bahan makanan dibagi menjadi dua kelompok berikut.
1. Makanan yang boleh diberikan.
2. Makanan yang tidak boleh diberikan.

Diet bagi penderita sakit maag, juga harus disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit yang diderita. Oleh karena itu, diperlukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi. Namun, secara umum, ada pedoman yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
  1. Makan secara teratur pada jam tertentu. Mulailah makan pada pagi hari pukul 07.00. Aturlah tiga kali makan lengkap dan tiga kali jajan/makanan ringan. Atau dengan kata lain, tiap tiga jam sekali, perut harus diisi dengan makanan.
  2. Makanlah dengan tenang, jangan terburu-buru. Kunyah makanan hingga hancur/lumat menjadi butiran lembut. Dengan demikian, dapat membantu meringankan kerja lambung.
  3. Makan dalam porsi secukupnya saja, jangan dibiarkan perut kosong, namun jangan sampai juga makan berlebihan sehingga perut terasa sangat kenyang.
  4. Pilihlah makanan yang lunak atau lembek, yang dimasak dengan cara direbus, disemur, atau ditim. Bahan makanan jangan digoreng, karena makanan yang digoreng biasanya menjadi keras dan sulit dicerna.
  5. Jangan makan makanan yang terlalu panas ataupun terlalu dingin, karena akan menimbulkan rangsangan thermis. Pilihlah makanan yang hangat (temperatur mendekati temperatur tubuh).
  6. Hindari makanan yang pedas atau asam. Janganlah mempergunakan bumbu yang merangsang, misalnya cabal, merica, dan cuka.
  7. Jangan minum alkohol atau minuman keras, kopi, teh kental, dan kurangi merokok.
  8. Dianjurkan untuk minum susu, karena selain bisa menetralkan asam lambung yang berlebihan, susu juga mengandung banyak protein dan kalsium yang sangat berguna dalam proses penggantian sel-sel jaringan tubuh.
  9. Hindari pemakaian obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung, misal: aspirin, vitamin C, dan lain sebagainya.

Blog Archive